Kota Malang, adalah sebuah
kota di
Provinsi
Jawa
Timur,
Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang
cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan
Kota
Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh
Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di
Jawa
Timur, dan dikenal dengan julukan
kota pelajar.
Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa
purbakala
menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya
sungai
yang mengalir di sekitar tempat ini membuatnya cocok sebagai kawasan
pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui merupakan kawasan
pemukiman
prasejarah.
[3]
Selanjutnya, berbagai
prasasti (misalnya
Prasasti
Dinoyo), bangunan percandian dan arca-
arca,
bekas-bekas
pondasi batu
bata, bekas saluran
drainase, serta berbagai
gerabah ditemukan dari periode akhir
Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan
di tempat yang berdekatan.
[3][4]
Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para
ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk
memperoleh jawaban yang tepat atas asal-usul nama "Malang". Sampai saat
ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang
tersebut.
Malangkucecwara
yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa
merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri
diketemukan dalam dua prasasti
Raja
Balitung dari
Jawa Tengah yakni
prasasti Mantyasih tahun
907, dan
prasasti
908
yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian
dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli
sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak
bangunan suci itu adalah di daerah gunung
Buring, satu
pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat
salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran
dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota
Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci
itu terdapat di daerah
Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang.
Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang
bernama
Malangsuka,
yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca
yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya
bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti
Candi
Jago dan
Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan
zaman
Kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat
dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang
yang berasal dari nama bangunan suci
Malangkucecwara
itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung
yang bernama Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yang
ditemukan akhir tahun
1974 di perkebunan Bantaran,
Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu
bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan
wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari
kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu
sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu
………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di
sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari
prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah
ada paling tidak sejak abad
12 Masehi.
Nama Malangkucecwara terdiri atas 3 kata, yakni
mala yang
berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan;
angkuca yang
berarti menghancurkan atau membinasakan; dan
Icwara yang berarti
"Tuhan". Sehingga, Malangkucecwara berarti "Tuhan telah menghancurkan
kebatilan".
Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat
yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau
“Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan
Mataram
yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk
menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang
yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu
menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram.
Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang.
Timbulnya
Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para
ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat
pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah
berkembang menjadi Kota Malang.
Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan
Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah
Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya
serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika
Islam
menaklukkan
Kerajaan Majapahit
sekitar tahun
1400,
Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan
sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan
menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota
Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang
kokoh bernama
Kutobedah di
desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya
datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat
perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya,
Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi
kolonial
Hindia Belanda. Fasilitas
umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga
Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya
''Ijen
Boullevard'' dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati
oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara
penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan
fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi
monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga
Belanda yang pernah bermukim di sana.
Pada masa penjajahan kolonial
Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan
wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun
1964, dalam
lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku”
terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini
merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal
1 April 1964,
kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan
baru ini diusulkan oleh almarhum
Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut
sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa
Ken Arok
kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar
atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah
kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta
api pada tahun
1879.
Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang
gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata
guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali.
Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari
fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
- Tahun 1767
Kompeni Hindia Belanda memasuki Kota
- Tahun 1821
kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
- Tahun 1824
Malang mempunyai Asisten Residen
- Tahun 1882
rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan
alun-alun di bangun.
- 1
April 1914
Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
- 8
Maret 1942
Malang diduduki Jepang
- 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
- 22
Juli 1947
Malang diduduki Belanda
- 2
Maret 1947
Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
- 1
Januari 2001,
menjadi Pemerintah Kota Malang.
[sunting] Makna Lambang
DPRDGR mengkukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4/1970.
Bunyi semboyan pada lambang adalah "MALANG KUCECWARA"
- Motto "MALANG KUCECWARA" berarti Tuhan menghancurkan yang bathil,
menegakkan yang benar
- Arti Warna :
- Merah Putih, adalah lambang bendera nasional Indonesia
- Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
- Hijau adalah kesuburan
- Biru Muda berarti kesetiaan pada Tuhan, negara dan bangsa
- Segilima berbentuk perisai bermakna semangat perjuangan
kepahlawanan, kondisi geografis, pegunungan, serta semangat membangun
untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Semboyan tersebut dipakai sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya
KOTAPRAJA MALANG 1964, sebelum itu yang digunakan adalah : "MALANG
NAMAKU, MAJU TUJUANKU", yang merupakan terjemahan dari "MALANG NOMINOR,
SURSUM MOVEOR"
Yang disahkan dengan "Gouvernement besluit dd. 25 April 1938 N. 027".
Semboyan baru itu diusulkan oleh Prof.DR. R.Ng.Poerbatjaraka, dan erat
hubungannya dengan asal mula Kota Malang pada zaman Ken Arok.
[sunting] Wali kota Malang
Masa Penjajahan Hindia Belanda:
- 1919–1929 H.I. Bussemaker
- 1929–1933 Ir. E.A. Voorneman
- 1933–1936 Ir. P.K.W. Lakeman
- 1936–1942 J.H. Boerstra
Masa Penjajahan Jepang:
- 1942–1942 Raden Adipati Ario Sam
- 1942–1945 Mr. Soewarso Tirtowidjojo
Masa Kemerdekaan:
- 1945–1958 M. Sardjono Wiryohardjono
- 1958–1966 Koesno Soeroatmodjo
- 1966–1968 Kol. M. Ng Soedarto
- 1968–1973 Kol. R. Indra Soedarmadji
- 1973–1983 Brigjen TNI–AD Soegiyono
- 1983–1983 Drs. Soeprapto
- 1983–1988 dr. H. Tom Uripan
- 1988–1998 H. M Soesamto
- 1998–2003 Kol. H. Suyitno
- 2003–2008 Drs. Peni Suparto
- 2008–2013 Drs. Peni Suparto (wakil: Drs. Bambang Priyo Utomo)
[sunting] Pembagian
administratif
Kota Malang terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
- Kedungkandang
- Sukun
- Klojen
- Blimbing
- Lowokwaru
Gereja Tua peninggalan Belanda di kota Malang
Jumlah penduduk Kota Malang 820.243 (2010), dengan tingkat
pertumbuhan 3,9% per tahun.
Sebagian besar adalah suku
Jawa,
serta sejumlah suku-suku minoritas seperti
Madura,
Arab, dan
Tionghoa.
Agama mayoritas adalah
Islam, diikuti dengan
Kristen Protestan,
Katolik,
Hindu,
Buddha,
dan
Kong Hu Chu.
Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman
kolonial antara lain
Masjid Jami
(Masjid Agung),
Gereja
Hati Kudus Yesus,
Gereja Kathedral Ijen
(Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng di Kota Lama serta
Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Malang juga
menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya Pesantren, yang
terkenal ialah
Ponpes Al
Hikam pimpinan KH.
Hasyim
Muzadi, dan juga adanya pusat pendidikan Kristen berupa
Seminari Alkitab yang sudah terkenal di
seluruh Nusantara, salah satunya adalah
Seminari Alkitab Asia Tenggara.
Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran adalah bahasa
sehari-hari masyarakat Malang. Kalangan minoritas Suku
Madura
menuturkan
Bahasa Madura.
Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut
Boso Walikan,
yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya
Malang
menjadi
Ngalam,
bakso menjadi
oskab' burung
menjadi
ngurub
, dan contoh lain seperti saya bangga arema menang-ayas
bangga arema nganem . Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal
egaliter dan blak-blakan, yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang
tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi.
Terletak pada ketinggian antara 429 - 667 meter diatas permukaan air
laut. 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan,
dengan dikelilingi gunung-gunung :
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu
udara berkisar antara 22,2 °C - 24,5 °C. Sedangkan suhu maksimum
mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata kelembaban udara
berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai
37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti
perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil
pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif
tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember.
Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan relatif
rendah.
[sunting] Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
- Bagian selatan merupakan dataran tinggi yang cukup luas, cocok untuk
industri
- Bagian utara merupakan dataran tinggi yang subur, cocok untuk
pertanian
- Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang
subur
- Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah
pendidikan
[sunting] Perguruan Tinggi
Malang juga dikenal sebagai
Kota Pendidikan, karena memiliki
sejumlah perguruan tinggi ternama, Sebagai kota pendidikan, banyak
mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang,
terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara,
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, bahkan dari luar negeri
sekalipun. berikut adalah nama-nama perguruan tinggi di Malang :
[sunting]
Sekolah
Menengah Atas (SMA)
Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang
namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai Rintisan
Sekolah
Bertaraf Internasional, dipelopori oleh
SMA Negeri 3 Malang, selanjutnya diikuti oleh SMA
Negeri
1,
4,
5,
8,
10 Malang dan
SMA Katolik
St. Albertus Malang (SMA Dempo). Sedangkan SMA Swasta lainnya yang
cukup bergengsi di Kota Malang antara lain
SMA Katolik
Kolese Santo Yusup (Hua Ind),
SMAK Santa Maria (SMA
Langsep),
SMAK Cor Jesu,
Charis
National Academy dan sebagainya.
[sunting]
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
Selain itu ada SMK yang berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) yang menjadi andalan kota Malang yaitu
SMK
Negeri 8 Malang. Sekolah ini sudah terkenal di dunia Internasional
dan Nasional karena prestasi dan Kualitasnya yang sangat baik. Selain
itu ada
SMK Negeri 4 Malang dan SMK Negeri 5
Malang yang berstatus SMK Bertaraf Internasional. Adapun sekolah swasta
yang menjadi pesaing adalah
SMK Telkom Sandhy Putra Malang Dan
SMK PGRI 3 Malang.
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh
terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal
adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin
terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan
tiga budaya (Jawa Tengahan,
Madura,
dan
Tengger).
Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu
sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi,
sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa
budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang
terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan
identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi
kebersamaan dan setia kepada malang.
Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi
budaya Jawa Timur yaitu
Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering
ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti
Ludruk,
Ketoprak,
Wayang
Orang, Wayang Kulit,
Reog,
Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah
kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian
"BANTENGAN" kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat
asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh
masyarakat malang namun baru sekaranglah "BANTENGAN" lebih dikenal oleh
masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan
mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan
hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari
kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi event ikon kota juga sering diadakan
setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
- Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota
Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung
situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi
museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
- Karnaval Bunga
- Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
Skyline Kawasan Malang Barat
[sunting] Transportasi
[sunting] Transportasi Udara
Bandara Kota Malang yang dikenal dengan
Bandara Abdul
Rachman Saleh mulai berkembang sejak Lumpur Lapindo menghambat
perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda, Surabaya. Sebelumnya bandara
ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk event-event
tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan lintasan yang
panjang. Saat ini ada 7 penerbangan, Malang-Jakarta (vice versa) setiap
hari dilayani oleh
Sriwijaya Air (3 penerbangan),
Batavia
Air (1 penerbangan) dan
Garuda Indonesia (2 penerbangan). Serta Malang-Denpasar
dilayani oleh
Wings Air (1 penerbangan)
[sunting] Trasportasi Darat
Kota Malang dilalui jalur kereta api
Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono. Kereta api harian kelas ekonomi
(
Penataran) melayani jalur
Surabaya-Malang via
Bangil. Selain itu juga terdapat
kereta api Gajayana (eksekutif) jurusan
Malang-Jakarta,
kereta api Malabar (eksekutif-bisnis-ekonomi) jurusan
Malang-Bandung, dan yang terbaru
kereta api Malioboro Express (eksekutif) jurusan
Malang-Yogyakarta
kereta api Tawang Alun (ekonomi) jurusan
Malang-Banyuwangi serta
Matarmaja (ekonomi) juga dengan jurusan
Malang-Jakarta(Pasar Senen),
Kereta api Tumapel (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya.
Stasiun utama adalah Stasiun Malang (Kota Baru) (+444 M). 2 Stasiun
lainnya adalah Stasiun Malang Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing
(+471 M).
Untuk jalur bus,
Terminal Arjosari melayani rute ke seluruh jurusan
kota-kota utama di pulau Jawa,
Bali,
NTB
dan
Sumatera
baik kelas ekonomi maupun eksekutif.
Terminal
Gadang melayani rute Malang-Lumajang,
Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan
Terminal Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak
kurang lebih 2 KM di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan
Terminal
Landungsari melayani rute Malang-Kediri, Malang-Jombang dan
Malang-Tuban.
Adapun 2 sub terminal lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian
timur Kota Malang, tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan
Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang,
tepatnya di daerah Mulyorejo Kecamatan Sukun.
Kelima terminal ini terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa
disebut angkot). Sebagai contoh, Arjosari-Gadang (AG) (saat ini huruf G
diganti dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Hamid Rusdi-Landungsari (HL),
Arjosari-Landungsari (AL), dan lain sebagainya termasuk juga dengan
angkot yang menuju sub-terminal. Terdapat sekitar 20 trayek angkot di
Kota Malang dan 80% wilayah Kota Malang dilalui oleh ke-20 angkot
tersebut.
Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana
sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan
mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat
di Kota Malang sebagian disusun atas industri manufaktur padat karya.
[sunting] Industri Manufaktur
- Industri Rokok
- Industri Tekstil & Garmen
[sunting] Industri Kecil dan
Mikro
- Industri Tempe dan Keripik Tempe
- Industri Makanan & Minuman
- Industri Kerajinan Kaos Arema
- Industri Kerajinan Sarung Bantal Dekorasi
- Industri Kerajinan Rotan
- Industri Kerajinan Mebel
- Industri Kerajinan Topeng Malangan
- Industri Kerajinan Lampion
- Industri Kerajinan Patung & Taman
- Industri Kerajinan Keramik & Gerabah
- Industri Advertising dan Percetakan
[sunting] Kompleks
Industri Manufaktur & Sentra Industri Mikro
- Kompleks Industri Karya Timur
- Kompleks Industri Karanglo
- Kompleks Industri Pandanwangi
- Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
- Sentra Industri Mebel Blimbing
- Sentra Industri Rotan Arjosari
- Sentra Industri Keramik Dinoyo
- Sentra industri sarang burung
[sunting] Pusat Rekreasi,
Perbelanjaan & Fasilitas Umum
[sunting]
Taman
Kota & Ruang Terbuka Hijau
- Tarekot (Taman Rekreasi Kota), terletak di belakang kantor Walikota/
Balai kota
- Alun-Alun Kota (depan Masjid Jami' Kota Malang & Gedung Pemkab
Malang)
- Alun-Alun Tugu (depan Balai Kota Malang)
- Hutan Kota Malabar
[sunting] Museum &
Perpustakaan
- Museum Brawijaya Malang
- Museum Bentoel
- Museum Mpu Purwa
- Museum zoologi Frater Vianney
- Perpustakaan Kota Malang (Jalan Ijen)
[sunting]
Taman
Rekreasi & Pasar Wisata
- Taman Rekreasi Senaputra
- Taman Wisata Tlogomas
- Pasar Minggu Semeru (Jalan Semeru)
- Pasar Minggu Vellodrome (lingkar luar arena Velodrome Sawojajar)
- Wisata Kuliner Pulosari
- Taman Kridha Budaya Jawa Timur
- Taman Rekreasi Lembah Dieng
- Playground
- Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan di adakan saat pertengahan
tahun.
[sunting] Sarana Olahraga
- Stadion Gajayana Malang
- GOR Ken Arok
- GOR Bima Sakti
- Arena Balap Vellodrome
- Araya Golf & Family Club
- Dieng Family Club
- Lembah Dieng swimming pool
- Futsal Champion, Futsal Arena, dll
- Stadion Kanjuruhan Arema Stadium Clab
[sunting]
Mall &
Pusat Perbelanjaan
- Mall Malang Town Square (MATOS)
- Mall Olympic Garden (MOG)
- Mall Araya
- Mall Sarinah, terletak di jalan Basuki Rahmad
- Mall Sarinah 2, sawojajar
- Mall Malang Plasa, terletak di jalan KH. Agus Salim
- Mall Gadjah Mada Plasa, terletak di jalan KH. Agus Salim
- Mall Mitra I Dept. Store, terletak di jalan KH. Agus Salim
- Mall Carefour Express, terletak di Jalan A. Yani
- Mall Matahari Dept. Store di pasar besar
- Mall Ramayana yg terletak di Jl Merdeka
- Dieng Computer Square, jalan Raya Dieng
- @MX Mall, jalan Veteran
- Hartono elektronik
- Gunung Sari Intan
- TREND Shop
- Sardo Swalayan
- Hypermart veteran
- Giant kawi
- Giant dinoyo
- Giant sawojajar
- Pasar Besar Malang
- Pasar Blimbing
- Pasar Dinoyo
- Pasar Bunul
- Pasar Mergan
- Pasar Tawangmangu
- Pasar Bareng
- Pasar Sukun
- Pasar Gadang
- Pasar Induk Gadang
- Pasar Burung & Tanaman Hias
- Pasar Comboran
- Pertokoan Kayutangan
- Pertokoan Arif Margono
- Pusat Ruko Sawojajar
- Pusat Ruko Sulfat
- Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
- Sentra Kuliner Pulosari
[sunting] Bioskop dan Cinema21
[sunting] Hotel Dan Guest
House [5]
- Hotel Tugu Park
- Hotel Santika Malang
- Hotel The Graha Cakra Malang
- Hotel Aria Gajayana
- Gadjah Mada Hotel
- Hotel Grand Palace
- Hotel Griyadi Montana
- Hotel Olino Garden
- Regents Park Hotel
- Hotel Kartika Graha
- Hotel Pelangi
- Hotel Trio Indah II
- Hotel Wisata Tidar
- Hotel Mutiara
- Hotel UB
- Hotel UMM Inn
- Hotel Splendiid Inn
- Hotel Agung
- Hotel Aloha
- Hotel Arjosari
- Hotel Arjuna
- Hotel Armi
- Hotel Bahagia
- Hotel Camelia
- Hotel Emma
- Hotel Emma Mustika Sari
- Hotel Flamboyant
- Hotel Garuda
- Hotel Graha Dewata
- Hotel Gress Home Stay
- Hotel Griyo Asri
- Hotel Griyo Margosuko
- Hotel Griyo Sari
- Hotel Helios
- Hotel Kahuripan
- Hotel Kalpataru
- Hotel Kartika Kusuma
- Hotel Kosabra I
- Hotel Kosabra II
- Hotel Malang
- Hotel Malinda
- Hotel Mandala Puri
- Hotel Melati
- Hotel Megah Mansion
- Hotel Megawati
- Hotel Nugraha
- Hotel Pajajaran Park
- Hotel Pelangi II
- Hotel Hotel Pusposari
- Hotel Riche
- Hotel Sahid Montana
- Hotel Santoso
- Hotel Semarang
- Hotel Setia Budi
- Hotel Simpang Tiga
- Hotel Tirto
- Hotel Tlogo Mas
- Hotel Tosari
- Hotel Wilis Indah
- Hotel Windu Kencono
- Arman Guest House
- D'fresh Guest House
- Enny Guest House
- PeYe Guest House
- Hotel Royal Iin
[sunting] Kuliner Khas
- Bakso Malang
- Cwie Mie / Pangsit Mie
- Rawon Khas Malang
- Kaldu Kambing Kacang ijo
- Soto Ayam
- Soto Kambing Tunggulwulung
- Tempe dan Kripik Tempe Sanan
- Tahu Sukun
- Kripik buah (kripik apel, nangka, dll.)
- Nasi pecel
- Rujak Buah
- Angsle
- Ronde
- Sop Dengkul
- Sayur Asem Buah Apel
- Kare Kikil Singosari
- Tahu campur
[sunting] Klub/Tim Olahraga
Stasiun TV Lokal
Stasiun TV Nasional
di antaranya:
RRI Malang |
AM 891 |
http://www.rri-malang.com/ |
RRI Malang Pro 1 |
FM 94,6 |
|
RRI Malang Pro 2 |
FM 99,4 |
|
RRI Malang Pro 3 |
FM 105,3 |
|
RRI Malang Pro 4 |
FM 91,9 |
|
Radio Tritara Yaksa |
AM 828 |
|
Radio Kutilang |
AM 1188 |
|
Radio Citra Protiga |
FM 87,9 |
|
Radio Senaputra |
FM 88,3 |
|
Radio Makobu FM |
FM 88,7 |
http://radiomakobufm.com/ |
RCB FM |
FM 89,5 |
http://rcbfm.net/ |
Radio Tidar Sakti |
FM 90,3 |
|
Radio Andalus |
FM 91,1 |
|
Bhiga/Beta FM UNMER |
FM 92,5 |
|
Radio Elfara |
FM 93,0 |
http://www.93elfarafm.com/ |
GEMA FM |
FM 93,5 |
http://gema.sabda.org/radio |
Radio DJFM |
FM 93,8 |
|
Radio Kosmonita |
FM 95,4 |
http://www.kosmonitafm.com/malang-prof.htm |
Pionir FM |
FM 96,2 |
|
Mitra FM |
FM 97,0 |
http://mitrafm.com/ |
Radio KDS8 |
FM 97,8 |
|
Radio Kencana FM |
FM 98,6 |
http://kencanafm.com/ |
Radio Solagracia |
FM 99.0 |
http://www.solagraciafm.com/ |
Radio Duta FM |
FM 99,15 |
|
Radio Masjid Jami FM |
FM 99,8 |
|
UM FM |
FM 99,9 |
|
Radio Dakwah Islam (RDI) |
FM 100,5 |
|
UB FM |
FM 100,9 |
|
Radio Malang Kucecwara (MFM) |
FM 101,3 |
http://www.mfmmalang.com/ |
Kalimaya Bhaskara FM |
FM 102,1 |
|
Radio Mensana FM |
FM 102,5 |
|
Radio Gita Lokaswara FM |
FM 102,9 |
|
Puspita FM |
FM 103,7 |
|
Mitra Adi Swara (MAS) FM |
FM 104,5 |
http://www.radiomasfm.com/ |
Tritara FM |
FM 106,1 |
|
Kanjuruhan FM |
FM 106,5 |
|
Radio One |
FM 99,0 |
|
Sejahtera FM |
FM 106,9 |
http://www.sejahterafm.com/ |
Radio Sangkakala FM |
FM 107,9 |
|
Radio Citra Swara FM |
FM 106,5 |
|
Radio H2 FM |
FM 100,2 |
http://www.radioh2fm.com/ |
Nama |
Frekuensi |
Situs |
[sunting]
Buletin
& Media Massa Lokal
[sunting] Putera Daerah
Tugu Kota Malang dan Balaikota Malang Pada Malam hari
- Paris van East Java, karena kondisi alamnya yang indah,
iklimnya yang sejuk dan kotanya yang bersih, bagaikan kota "Paris"-nya
Jawa Timur.
- Kota Wisata, kondisi alam yang elok dan menawan, bersih,
sejuk, tenang dan fasilitas wisata yang memadai merupakan ciri-ciri
sebuah kota tempat berlibur.
- Kota Pendidikan Internasional, situasi kota yang tenang,
penduduknya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas
pendidikan yang memadai sangat cocok untuk belajar/menempuh pendidikan.
Sedikitnya ada lima universitas negeri yang berdiri di Malang:
Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam
Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Kesehatan
Malang dan puluhan atau mungkin ratusan PTS.
- Kota Militer, terpilih sebagai Kota Kesatrian. Di kota Malang
ini didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira di
sekitar lapangan Rampal, dan pada zaman Jepang dibangun lapangan terbang
"Sundeng" di kawasan Perumnas sekarang, selain itu juga ada pabrik
amunisi, senjata & kendaraan tempur, Pindad, di
Turen, Kabupaten
Malang .
- Kota Sejarah, sebagai kota yang menyimpan misteri embrio
tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar seperti Tumapel, Kanjuruhan,
Singosari, Kediri (Dhoho), Mojopahit, Demak dan Mataram. Di kota Malang
juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan kota Malang tercatat masuk
nominasi akan dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia.
- Kota Bunga, cita-cita yang merebak di hati setiap warga kota
senantiasa menyemarakkan sudut kota dan tiap jengkal tanah warga dengan
warna-warni bunga.
- Kota Olahraga, Banyak lahir bibit-bibit olahragawan yang
berasal dari malang, yang paling terkenal dengan olah raga sepak bolanya
terbukti dengan berdirinya 2 team sepak bola seperti Persema dan Arema
yang mempunyai prestasi cukup baik di tingkat regional dan nasional,di
tambah lagi supporter yang sangat fanatik dan atraktif Ngalamania serta
Aremania.
- Kota Apel, mempunyai produksi apel yang
melimpah berpusat di wilayah Kota Batu dan Poncokusumo sehingga banyak
di ekspor ke dalam dan luar negeri. Disana apel diolah menjadi
bermacam-macam makanan maupun minuman, Contohnya Sari apel, Keripik
Apel, Manisan dll.
- Kota Susu, mempunyai produksi susu skala nasional dan
internasional yang produksinya terletak di wilayah Pujon Kabupaten
Malang. Susu yang didapatkan berasal dari sapi luar negeri sehingga susu
yang diperoleh mempunyai kualitas bagus.
- Kota Dingin, karena memiliki letak geografis yang dikelilingi
pegunungan, a.l. Gunung Arjuno Welirang, Gunung Kawi-Panderman, Gunung
Bromo-Semeru.
- Kota Pelajar, karena malang memiliki banyak universitas
negeri ataupun swsta yang cukup terkenal sehingga banyak orang dari luar
pulau yang pindah ke Malang untuk mencari pendidikan yang lebih baik
dari kota lain.
- Kota Kuliner, Di malang banyak sekali jenis makanan khas yang
menggugah selera banyak wisatwan.
[sunting] Catatan kaki
[sunting] Pranala luar